Rabu, 29 Januari 2025

Pemdes Cibeunying Mengadakan Pengajian Akbar dalam rangka memperingati Isra Mi’Raj Nabi Muhammad SAW dan Harlah NU ke-102

 Hari ini Rabu, Tanggal 29 Januari 2025 bertempat di Pendopo Balai Desa Cibeunying. Pemerintah Desa Cibeunying menyelenggarakan pengajian Akbar dalam rangka memperingati Isra Mi’Raj Nabi Muhammad SAW dan Harlah NU ke-102 bersama Ibu Nurfiatin Cahyowati, S.Pd.I dari Gandrungmangu, Cilacap.

Kegiatan ini bekerjasama antara Pemerintah Desa Cibeunying dengan Muslimat NU Cibeunying, GP Ansor, Karangtaruna serta warga masyarakat Desa Cibeunying.

Hikmah dari Peristiwa Isra Mi’raj

Isra Mi’raj adalah perjalanan mulia yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Dilansir dari Badan Amil Zakat Indonesia (BAZNAS), Setiap bulan Rajab, umat Islam memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Hikmah Isra Miraj sangat patut untuk diteladani karena sangat penting dalam sejarah Islam. Inilah hikmah Isra Miraj bagi umat Islam!

  1. Memahami Kebesaran Allah SWT

Isra Miraj memberikan bukti nyata tentang kebesaran Allah SWT. Dalam peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW mampu melihat malaikat Jibril dengan wujudnya yang asli, ia memiliki enam ratus sayap hingga bisa menutup langit. Allah SWT juga memperlihatkan surga, neraka, dan keajaiban lainnya.

  1. Membersihkan Jiwa dan Raga

Peristiwa Isra Miraj juga menegaskan pentingnya kebersihan jiwa dan raga sebelum menghadap Allah SWT. Diriwayatkan, sebelum melakukan perjalanan Isra Mi’raj, malaikat membelah dada Nabi Muhammad SAW untuk dibersihkan hatinya menggunakan air zam-zam. “Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zam-zam, kemudian dikembalikan ke tempatnya den memenuhinya dengan iman dan hikmah”. (HR Bukhari).

  1. Pentingnya Shalat Lima Waktu

Hikmah Isra Miraj selanjutnya adalah pentingnya shalat. Malam Isra Miraj merupakan waktu disyariatkannya shalat lima waktu secara langsung, tanpa melalui perantara malaikat Jibril, sebagaimana syariat-syariat lainnya. Ini menunjukkan betapa shalat memiliki kedudukan sangat penting bagi umat Islam.

  1. Derajat Kehambaan yang Tinggi

Pada surat Al-Isra’ ayat satu yang mengisahkan peristiwa Isra’ Mi’raj. Kata yang digunakan untuk menyebut Nabi Muhammad SAW adalah ‘abdun’ yang berarti hamba. Ini menunjukkan hamba yang benar-benar bertakwa kepada Allah SWT mendapat derajat begitu luhur atau tinggi di sisi-Nya.

  1. Ketangguhan dalam Dakwah

Hikmah Isra Mi’raj menjadi pembekalan dakwah yang tangguh. Sebelum peristiwa Isra’ Miraj, orang-orang yang Nabi Muhammad cintai dan mendukung misi dakwahnya sepenuh hati silih berganti meninggal dunia. Dan begitu pula penindasan kaum Quraisy semakin hebat. Ujian bertubi-tubi yang Allah SWT lakukan ini bertujuan agar Nabi Muhammad SAW benar-benar tangguh dalam berdakwah.

  1. Pentingnya Menyampaikan Kebenaran

Pagi setelah malam Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW menyampaikan apa yang baru saja dialaminya ke penduduk Makkah. Banyak orang yang tidak percaya dengan kabar tidak masuk akal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa seburuk apapun kebenaran tetap harus diberitakan, meskipun mendapat penolakan.

Selamat memperingati Isra Miraj, Semoga perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW akan selalu menginspirasi kita untuk selalu memperbaiki diri dan mendekatkan diri pada Allah SWT.

Jumat, 03 Januari 2025

Wilayah Desa Cibeunying

Desa Cibeunying terbagi menjadi 9 (sembilan) Dusun antara lain :

1. Dusun Cigaru

2. Dusun Tarukahan

3. Dusun Babakan

4. Dusun Cibuyut

5. Dusun Jaringao

6. Dusun Nagari

7. Dusun Cijeungjing

8. Dusun Cikadu

9. Dusun Cibeunying


Demikianlah Dusun yang ada di Wilayah Desa Cibeunying

Sejarah Desa Cibeunying

Sebenarnya Tidak ada bukti tertulis tentang asal-usul sejarah Desa Cibeunying, tetapi dapat dipastikan bahwa Desa Cibeunying telah menjadi pemukiman yang senantiasa jumlahnya bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Keterangan mengenai asal-usul dan sejarah Desa Cibeunying diperoleh melalui cerita ataupun penuturan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, dan arsip Desa Cibeunying.

Penyajian tentang sejarah ataupun keadaan Desa Cibeunying disini tidak akan diuraikansecara luas namun demikian tetap berpijak dan tidak menyimpang dari sumber-sumber yang ada. Cibeunying adalah sebuah desa asli yang terbentuknya sebagai sebuah desa tidaklah berbeda dengan kebanyakan desa-desa yang lainnya, yakni pada mulanya, anggota-anggota masyarakat dari suatu suku bertempat tinggal disuatu tempat. Telah menjadi kebiasaan, jika penduduk bertambah banyak dan tanah untuk bercocok tanam mulai berkurang sebagian dari penduduk itu meninggalkan tempat asal, lalu pergi ketempat lain yang masih kosong serta subur tanahnya. Dengan demikian mereka mendirikan tempat-tempat yang baru. Tempat yang baru ini diperiangan dinamakan Babakan, Pedukuhan atau Padepokan. Setelah lambat laun padepokan menjadi besar, lalu dinamakan” Lembur atau Kampong “, hubungannya dengan tempat yang asal masih tetap kekal. Beberapa gabungan Lembur/Kampung dan Babakan inilah kemudia menjadi gabungan yang besar disebut Desa.

Demikian halnya dengan Desa Cibeunying yang terdiri atas gabungan beberapa Dusun, Dukuh atau Kampung. Adapun kampung yang pertama sekali dibuka adalah kampung Cibeunying pada tahun 1818 oleh seseorang yang bernama Citra Wangsa yang berasal dari suku Sunda yang berasal dari Dayeuh Luhur. Cibeunying berasal dari kata Ci (cai) yang berarti air dan Beunying yaitu nama dari sebuah pohon. Citra Wangsa merasa damai dan tentram hidup dikampung ini karena dekat dengan mata air. Dan rupanya inilah yang menjadi dasar seorang Citra Wangsa dan pengikut-pengikutnya untuk memberi nama kepada kampung itu dengan nama Cibeunying karena ditemukannya mata air disekitar pohon Beunying. Mereka sudah mengenal kehidupan   secara teratur dengan bercocok tanam serta sudah memeluk agama Islam. Pemekaran Dusun babakan dilaksanakan pada tahun 1991 dengan tujuan efisiensi pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Kemudian dibagi menjadi dua Dusun Babakan dan Dusun Tarukahan.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Desa Cibeunying terganggu keamanannya karena ulah para garong pada tahun 1825 bertepatan dengan meletusnya Perang Diponegoro. Kemudian atas prakarsa Citra Wangsa meminta bantuan kepada Embah Dalem dari Yogyakarta yang selanjutnya memerintahkan pengikutnya bernama Praja Dipa untuk membantu menumpas para garong.

Desa Cibeunying kembali aman setelah mendapat bantuan dari Praya Dipa, maka sebagai rasa terima kasih masyarakat Desa Cibeunying kepada Praja dipa itu, sepakatlah Citra Wangsa bersama pengikutnya memberi kehormatan dengan mengangkat Praja Dipa sebagai Kepala Desa Cibeunying pertama, hingga sekarang ini Desa Cibeunying telah mengalami pergantian Kepala Desa.

Pemdes Cibeunying Mengadakan Pengajian Akbar dalam rangka memperingati Isra Mi’Raj Nabi Muhammad SAW dan Harlah NU ke-102

 Hari ini Rabu, Tanggal 29 Januari 2025 bertempat di Pendopo Balai Desa Cibeunying. Pemerintah Desa Cibeunying menyelenggarakan pengajian Ak...